Tuesday, May 20, 2014

PERSEKUTUAN DI KAMPUS


PERSEKUTUAN

Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah (Efesus 2:19). Kesatuan dan kebersamaan orang-orang percaya di dalm Kristus disebut persekutuan.


Kata yang dipakai untuk persekutuan dalam bahasa Yunani adalah Koinonia yang berasal dari kata dasar koinos yang berarti lazim atau umum. Artinya berkaitan dengan kebersamaan. Adapun kata lain yang dihubungkan dengan koinonia, yakni koinonos yang berarti, sekutu atau kawan sekerja. Kata lainnya yang seringkali dikaitkan dengan koinonia adalah allelous (berarti satu terhadap yang lain). Kata ini dipakai dengan pengertian hubungan yang timbal balik.


Yesus berkata Aku memberikan perintah baru kepada kamu yaitu, supaya kamu saling mengasihi sama seperti aku telah mengasihi kamu, demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi (Yohanes 13:34-35).

Apa saja yang harus ada di dalam menjalin Kesatuan dalam persekutuan Kristen?



Harus saling mengasihi
Kebenaran ini  ditemukan di dalam perintah yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 13 (lihat kutipan di atas) hal saling mengasihi tidak hanya terdapat dari injil dan surat-surat Yohanes (13:34-35; 15:12, 17, 1 Yohanes 3:11, 23; 4 : 7,11-12 dan Yoh 5) melainkan dalam surat-surat Paulus juga Janganlah berhutang apa-apa kepada siapa juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi(Roma13:8).

Mengasihi bukan hanya sekadar simpati saja ataupun dalam perkataan saja. Kasih itu dinyatakan dalam perkataan dan perbuatan. Yohanes mengatakan Anak anakku, janganlah kita hanya sekadar mengatakan bahwa kita mengasihi orang lain; marilah kita sungguh-sungguh mengasihi mereka dan menunjukkan kasih kita dengan perbuatan kita (1 Yohanes 3:18). Semua ini dapat dilakukan dengan cara praktis seperti pemberian uang ataupun makanan kepada saudara-saudara seiman yang membutuhkan. Saling mengasihi merupakan suatu tanda bahwa orang-orang Kristen adalah benar-benar pengikut Kristus. Kita tidak mungkin bersekutu tanpa adanya kasih.
Harus saling melayani
Tuhan Yesus adalah teladan kita dalam pelayanan. Dia memperlihatkan keteladanan seorang hamba dengan menanggalkan jubahnya, dan berpakaian seperti seorang hamba membasuh karti murid-murid-Nya. Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu (Yoh 13:15). Pelayanan adalah akibat dari kasih, sehingga ada orang mengatakan kamu bisa melayani tanpa kasih, tetapi engkau tidak mengasihi tanpa melayani Paulus sendiri pernah mengatakan Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih (lihat Galatia 5 :13)

Harus saling membantu menanggung beban
(Galatia 6:2) Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu menenuhi hukum Kristus. Orang-orang Kristen merupakan anggota Keluarga Allah, keyakinan ini seharusnya tidak berhenti dalam suatu teori yang mati atau dalam perdebatan teologis, melainkan harus teraplikasi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Setiap orang percaya yang hidup dalam persekutuan mestinya memiliki karakter-karakter dasar Kristiani yakni rendah hati, lemah lembut, sabar dan mengasihi. Dengan adanya karakter dasar itulah memungkinkan kita untuk turut merasakan kesulitan orang lain, bukan hanya itu kita juga akan membantu mereka.

 Harus saling mengampuni
Mengampuni dan melupakan, dua hal yang berbeda, orang yang melupakan saja belum tentu mengampuni, tetapi yang paling penting adalah walaupun kita tidak melupakannya tetapi ada pengampunan. Tuntutannya dalam satu tubuh Kristus yang hidup dalam persekutuan adalah saling mengampuni. Bagaimana kita bisa bersekutu dengan tenang, kalau di depan kita masih ada musuh.
Ketika saya pulang dari gereja di Muara Enim, udara waktu itu sangat panas dan saya merasa haus, lalu saya melihat di Kulkas masih sisa sebuah Mangga, kan di sana lagi musim Mangga. Lalu langsung saja tangan saya meraih Mangga itu dan mengambil pisau untuk mengupas kulitnya, namun karena terburu-buru, kupasan pertama saja telah melukai tangan saya. Namun karena Mangga itu begitu enak, maka dengan tangan yang sudah tergores pisau, darah mengalir sedikit, tangan saya saja memegang Mangga, sekarang tanpa mengupas kulitnya langsung saja dimakan. Pertanyaannya, tatkala tangan kanan saya memotong tangan kiri saya, apakah tangan kiri saya langsung akan membalas menggores tangan yang kanan? Tentu tidak saudara, mengapa? Karena akan terjadi kesakitan lebih mendalam lagi.  
Demikian juga kita yang merupakan anggota tubuh Kristus, semakin kita saling menyakiti maka semakin sakit, itu sebabnya Paulus mengingatkan kita, Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu (lihat Efesus 4:31-32, Kolose 3:12-13 dan kembali ke Efesus 4:1-3)


Harus saling mengaku dosa dan saling mendoakan


Hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh...
(Yakobus 5:16). Seorang Kristen boleh mengaku dosanya kepada yang lain dan menerima bahwa dosanya itu telah diampuni oleh Yesus (lihat 1 Yohanes 1:9)
.


Konsep keimaman orang-orang percaya sangat penting di sini, namun dalam praktek kehidupan sehari-hari, jarang sekali orang-orang Kristen mengaku dosanya kepada saudara seiman. Orang-orang tidak percaya satu dengan yang lain, nah kalau ada itu dalam kesatuan tubuh, itu artinya ada masalah. Kalau misalnya tangan saya yang tergores pisau gara-gara Mangga Harum Manis itu tidak boleh diketahui sakitnya oleh tubuh bagian yang lain, maka itu berarti ada masalah, mungkin karena ada urat yang kejepit atau yang terpotong. Yakobus mencatat dalam suratnya bahwa Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak 5:16b).
Harus saling menasihati
Menasihati sesama tidak perlu sampai dengan memakai gaya emosi atau marah besar, cukup dengan bisik-bisik. Mengapa demikian? Sebab jujur saja tidak semua orang mau dinasehati. Karena semua merasa lebih dari pada yang lain. Sebagai tubuh Kristus, anggota keluarga Allah tidak bisa demikian, semua harus tumbuh dan sama merata sesuai dengan keberadaannya. Jikalau ada seorang anak, yang tubuhnya mulai besar, lalu tangannya dan kakinya serta kepalannya tetap kecil, maka sebagai orang tua, ia akan bawa anak ini ke dokter, untuk mengobatinya, karena itu abnormal, tidak mestinya demikian. Demikain juga kalau ada salah satu anggota tubuh kita bersalah (sakit), perlu diobati = dinasehati.

Harus saling menghiburkan
Mana lebih gampang “menangis bersama atau bersukacita bersama? Tidak gampang ikut bersuka-cita dengan orang lain, tatkala orang lain berhasil, tatkala orang lain sukses, sering kali yang ada dalam pemikiran kita adalah, mengapa tidak saya yang sukses? Mengapa tidak saya yang berhasil? Keegoisan kita begitu berpengaruh dalam kehidupan kita, sehingga membuat kita tidak bisa menerima kesukacitaan orang lain. Rasaul Paulus hendak menghancurkan tembok keegoisan itu.
Mari kita baca !
Tesalonika 4: 18, Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini. Orang-orang di Tesalonika pada waktu itu kebingungan tentang kedatangan Kristus sehubungan dengan kematian beberapa orang dari antara mereka. Tetapi Paulus menjelaskan bahwa kedatangan Yesus tidak hanya menyangkut orang-orang yang masih hidup melainkan orang-orang mati juga. Mari, salinglah menghibur.

Bagaimana dengan kita...???
Apakah selama kita mengenal persekutuan dan mengikutinya di dalamnya telah terjalin Kesatuan tubuh Kristus...???




Jika sudah,  mari kita tetap jaga kesatuan itu dengan tetap tekun menjadi bagian dalam persekutuan tersebut, tanpa memandang perbedaan satu-sama lain dan jika belum mari kita


bangun persekutuan kita dengan berlandaskan Kasih Kristus.


Tuhan Yesus mengatakan bahwa .... kamu adalah murid-muridku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi .... (Yohanes 13:34-35). Apa bukti nyata yang dapat kita kerjakan sebagai respon kita sebagai murid-murid-Nya?
Kiranya  setiap dari kita rindu meyatukan diri dalam persekutuan. Dengan kesatuan, kita akan kokoh, kuat dan tak tergoyah. Masih ingatkah anda akan Bhinneka Tunggal Ika? Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.


   Ditulis oleh  Debora Lastiarma,S.Pd.
Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sriwijaya, Angkatan 2007




 Sumber : Artikel PO PENABUR UNSRI


  
BLP. 394    KITA BERTUMBUH DI DALAM KASIH
Do=g    4 ketuk                        Johan Chrisdianto
MM±106
Sebagai saudara seiman di dalam tubuh Kristus
Menyerahkan sluruh hidupnya berbagi kasih bersama
Kadang tawa terkadang tangis, suka duka bersama
Yang kuat menanggung yang lemah dalam anugrahNya
Kita bertumbuh, bertumbuh di dalam Kasih
Sehati sefikir setujuan melangkah bersama
Tuaian besar t’lah menanti di hadapan kita
Siapkanlah dirimu songsong hari esok
dan Tuhan dimuliakan melalui greja

BLP. 116   KITA SATU KELUARGA DALAM KRISTUS
Do = e    4 ketuk         
MM±110

1.        Kita satu keluarga dalam Kristus,
Karna kasih-Nya yang mempersatukan
Marilah kita saling membangun trus di dalam pengenalan akan Tuhan

  Reff : Saling membangun dan mengisi
            Dalam pengenalan Firman Tuhan
            Serta menjadi terang Tuhan
            dan nama Tuhan dipermuliakan

2.        Kita Satu keluarga dalam Kristus
Alangkah indah duduk bergandeng tangan
Marilah kita memperlengkapi trus
Hingga siap menjadi alat Tuhan
Back reff